Selamat Datang

Demo Tower Indosat


Kemarin Senin (20/10) mulai pukul 09.30 WIB. puluhan warga Kampung/Kelurahan Sondakan mengadakan aksi unjuk rasa beneran lho (bukan unjuk gigi ato unjuk celana,dll). Kejadian tersebut membuat kampung ini mulai dikenal di penjuru indonesia bahkan dunia karena diespos oleh wartawan baik media cetak maupun TV, ya itung-itung ngasih kesempatan warganya masuk TV dan terkenal kaliiiii!!!!???? Mereka menggelar aksi penyegelan terhadap tower telekomunikasi milik PT Indosat dan mendesak tower telekomunikasi tersebut yang berdiri di salah satu sudut kampung itu dibongkar karena dinilai meresahkan warga.

Mereka memasang spanduk penyegelan dan sejumlah poster berisi tuntutan pembongkaran tower setinggi 52 meter yang didirikan pada 2001 lalu.

Beberapa tulisan yang tercantum pada spanduk dan poster itu antara lain, Tower disegel atas nama warga! Kami dan anak cucu ingin hidup nyaman dan tentram! Kami sudah belu pulsa anda, Indosat kapan kamu beli sinyalnya? Daerah bebas tower! Keberadaan kamu meresahkan hidup kami! Warga minta secepatnya tower dinonaktifkan! dan sejumlah tulisan lainnya.


"Ini sudah kesekian kalinya kami menyuarakan aspirasi. Kami minta tower ini secepatnya dibongkar," kata Hariyanto salah seorang warga dengan suara lantang.

Apalagi, katanya, selama ini warga sama sekali tidak pernah dimintai persetujuan untuk pendirian tower yang sudah berdiri sejak tujuh tahun lalu itu. Sekitar 60-80 orang warga di daerah ring tower merasa resah dan dirugikan dengan keberadaan tower itu. Sejak berdirinya tower ini pada 2001 lalu, warga belum pernah mendapatkan kompensasi.

Oleh karena itu, Hariyanto menyayangkan sekaligus heran mengapa perangkat pemerintahan setempat yang diam saja. Termasuk ketika pihak Indosat meminta perpanjangan izin penempatan hingga 10 tahun mendatang.

Desakan senada juga disampaikan warga lain, Marjo. Lelaki setengah baya yang rumahnya hanya berjarak dua meter dari lokasi tower ini mengaku saat ini tidak bisa tidur tenang.

"Saya dapat informasi dari teman saya yang bekerja sebagai pembangun tower. Setiap tahunnya pasti terjadi pergeseran beberapa milimeter. Terus terang saya sangat khawatir, apalagi dengan kondisi alam seperti ini. Waktu gempa Yogyakarta dulu getarannya terasa sangat keras," ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT setempat Heri Prasetyo yang turut menyaksikan unjuk rasa warganya mengaku bersikap netral. Ia menyerahkan sepenuhnya persoalan itu kepada warga. "Saya tidak akan menghalang-halangi," jawabnya singkat.

Saat dimintai konfirmasi mengenai tudingan warga bahwa dirinya mendukung keberadaan tower itu karena telah menerima uang dari Indosat, Heri langsung membantah. Meskipun ia mengaku beberapa kali menerima uang dari Indosat, tapi uang itu merupakan bantuan untuk kampung, sehingga masuk kas RT.

"Kalau kompensasi untuk warga, sampai sekarang memang belum ada", katanya.
Aksi unjuk rasa yang berlangsung sekitar hampir dua jam ini sendiri mendapatkan penjagaan cukup ketat dari aparat Polsek Laweyan. Sejumlah personel Linmas dan Polsektabes Laweyan berjaga-jaga di akses masuk ke lokasi dan melakukan pengamanan.

Sementara itu, Kepala Cabang PT Indosat Kota Solo Teguh Prihantoro mengatakan, sudah ada upaya negosisai dengan warga, namun belum ada titik temu. Tower itu , ungkapnya, sudah berdiri sejak 2001 lalu dan belum pernah ada persoalan selama tujuh tahun.

Menurut dia, pembangunan tower itu sempat diperpanjang izinnya selama 10 tahun pada tahun 2006 lalu.

"Kami akan mengikuti keputusam Pemerintah Kota (Pemkot) saja terkait dengan persoalan itu, karena Pemkot yang mengeluarkan izin pendirian tower. sebenarnya persoalan ini menjadi wewenang dari Regional PT Indosat di Semarang," pungkasnya.


"Terakhir Indosat memang menawarkan kompensasi Rp60 juta. Tapi, kami menolaknya. Sebab, bukan itu yang diinginkan warga. Kami tetap menuntut di bongkar. Karena warga was-was dan resah, apalagi kami banyak mendapat informasi bagaimana derita mereka yang hidup dibawah tower," katanya.